Negara Berkembang Didorong Miliki Infrastruktur Energi Ramah Lingkungan Pada 2030
- STIC CEGIR
- 2 Apr
- 1 menit membaca

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 7 yang diadopsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah energi bersih dan terjangkau. Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir (PRTRN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nanda Nagara menekankan perlunya infrastruktur energi berkelanjutan di negara berkembang untuk memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Nanda menjelaskan, ada tiga fokus dalam SDGs nomor 7. Pertama, menjamin akses energi terjangkau, andal, dan modern bagi semua. Kedua, meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam bauran energi global. Dan ketiga, menggandakan tingkat peningkatan efisiensi energi global
Indonesia, lanjut dia, memiliki potensi besar dalam energi bersih dan terjangkau. Data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) 2023 menunjukkan, Indonesia memiliki potensi besar energi terbarukan hingga 417,8 GW. Tapi yang sudah dimanfaatkan baru 2,5 persen atau sekitar 10,4 GW. Potensi energi terbarukan yang ada di Indonesia seperti arus laut, bayu (angin), panas bumi, hidro, bioenergi, dan surya.
Dukungan dari pemerintah yang dilakukan seperti dukungan penelitian dan pengembangan, pengembangan teknologi agar kompetitif, insentif untuk menarik investor, dan perbaikan regulasi. BRIN berperan dalam penelitian dan pengembangan guna mendukung transisi ini. Energi alternatif selain energi fosil diperlukan untuk menjamin keberlanjutan energi di masa mendatang. Energi baru dan energi terbarukan memiliki dampak rendah dan menjamin keberlanjutan.
Sumber: