Administrasi Jakarta telah memulai pembangunan fasilitas bahan bakar turunan sampah (RDF) pertama di lahan seluas 7,8 hektar di Rorotan, Jakarta Utara, untuk mengatasi masalah pertumbuhan sampah di kota. Pabrik RDF ini akan memproses 2.500 ton sampah per hari. Jakarta menghasilkan hampir 8.000 ton sampah setiap hari, sebagian besar di antaranya dibawa ke tempat pembuangan sampah Bantar Gebang.
Proyek ini memiliki anggaran sebesar Rp 1,2 triliun ($74,89 juta) dari anggaran daerah Jakarta tahun 2024, dengan penyelesaian diharapkan pada Desember 2024 dan operasi dimulai awal tahun depan. Pabrik RDF mengubah sampah menjadi pelet kecil yang digunakan sebagai bahan bakar alternatif di pabrik semen atau pembangkit listrik tenaga batubara. Fasilitas Rototan bertujuan untuk memproduksi sekitar 875 ton bahan bakar alternatif setiap hari pada kapasitas penuh.
Fasilitas RDF pertama Jakarta didirikan di tempat pembuangan sampah Bantar Gebang pada tahun 2022 dan memproses sekitar 2.000 ton sampah setiap hari. Pabrik RDF baru bertujuan untuk mengurangi sampah yang dikirim ke Bantar Gebang sebesar 20% dalam waktu dekat. Kota tersebut membatalkan rencana untuk membangun insinerator sampah menjadi energi (WTE) di Sunter karena biaya tinggi dan masalah lainnya, memutuskan untuk fokus pada RDF sebagai gantinya.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Jakarta, Asep Kuswanto, berpendapat bahwa RDF merupakan alternatif yang lebih murah dengan potensi pendapatan dari penjualan bahan bakar alternatif ke industri.