Indonesia telah berhasil menurunkan emisi karbon bahan bakar fosil menjadi 733,2 juta ton pada 2023. Indonesia terus menunjukkan komitmen kuat terhadap pembangunan berkelanjutan dan transisi energi, dengan tujuan utama mengurangi emisi karbon dan menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini kembali disoroti oleh Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya di KTT G20 yang diadakan di Museu de Arte Moderna, Rio de Janeiro, Brasil, pada 19 November 2024.
Meskipun demikian, tantangan tetap ada, terutama dari sektor penggunaan lahan. Indonesia, Brasil, dan Republik Demokratik Kongo menyumbang sekitar 60 persen dari total emisi CO2 akibat perubahan penggunaan lahan.
Novita Indri dari Trend Asia menegaskan bahwa Indonesia harus bekerja lebih keras untuk mencapai target Perjanjian Paris dan menciptakan bumi yang lebih layak huni.
Indonesia sebagai salah satu negara dengan peran besar dalam mitigasi perubahan iklim global telah menunjukkan keseriusannya. Capaian penurunan emisi karbon menjadi sinyal positif, tetapi tantangan untuk mencapai Perjanjian Paris masih besar.
Pemerintah perlu memperkuat langkah strategis, termasuk:
Meningkatkan Rehabilitasi Lahan: mempercepat pemulihan lahan kritis untuk menekan emisi akibat deforestasi
Memperkuat Transisi Energi: melaksanakan langkah-langkah seperti beralih ke energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Mendorong Kolaborasi Internasional: Indonesia dapat memperkuat kerja sama global, terutama melalui forum seperti G20 dan COP.
Mendorong Kebijakan Inklusif: menyelaraskan kebijakan energi dengan kebijakan lingkungan untuk mencapai hasil yang optimal.