Pengembangan bio-jet fuel dari minyak kelapa yang dilakukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tidak hanya bertujuan mengurangi emisi karbon, tetapi juga mendukung ekonomi sirkular.
Menurut Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kimia BRIN Deliana Dahnum, kelapa yang sudah berjamur atau tidak layak konsumsi biasanya dibuang. Dengan memanfaatkannya untuk bio-jet fuel, BRIN tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal. Deliana menjelaskan bahwa berbagai kolaborasi telah dilakukan, termasuk dengan Universitas Pertamina dan Universitas Prasetiya Mulya. Kolaborasi tersebut bertujuan menciptakan inovasi katalis yang lebih efektif dan ekonomis.
Pihaknya mengembangkan teknologi inovatif berupa katalis berbasis Metal-Organic Frameworks (MOFs) untuk mengonversi minyak kelapa menjadi bio-jet fuel. Hasil analisis menunjukkan bahwa minyak kelapa memiliki komposisi yang hampir serupa dengan bahan bakar pesawat jet komersial. Saat ini, BRIN masih dalam tahap pengujian untuk memastikan kualitas bio-jet fuel yang dihasilkan sesuai dengan standar komersial. Deliana juga berharap hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengolah bahan baku lain, seperti limbah sampingan dari minyak kelapa sawit, sehingga memperluas dampak positif dari teknologi ini.